
JAKARTA - Harga minyak dunia kembali menunjukkan penguatan pada perdagangan Selasa pagi. Berdasarkan data Refinitiv pukul 10.05 WIB, harga minyak mentah Brent tercatat mencapai US$66,37 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di US$62,58 per barel. Posisi ini meningkat dari perdagangan sehari sebelumnya, di mana Brent sempat berada di US$66,02 dan WTI US$62,26. Kenaikan tipis ini menandai kelanjutan tren penguatan sejak awal pekan, setelah pekan lalu harga sempat terkoreksi. Kondisi ini menghadirkan peluang menarik bagi pelaku pasar dan investor yang memanfaatkan momentum kenaikan harga energi global.
Kenaikan harga minyak kali ini dipicu oleh keputusan strategis OPEC+ yang menyepakati penambahan produksi mulai Oktober 2025 sebesar 137.000 barel per hari (bph). Angka ini relatif kecil dibandingkan peningkatan 555.000 bph pada Agustus-September dan 411.000 bph pada Juli-Juni. Bahkan, angka tersebut berada di bawah ekspektasi banyak analis. Keputusan ini menunjukkan pendekatan hati-hati OPEC+ dalam menjaga keseimbangan pasokan global. Dengan langkah ini, pasar diharapkan tidak akan dibanjiri pasokan berlebih, sehingga harga minyak tetap berada pada level stabil yang mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus memberi kepastian bagi produsen.
Langkah OPEC+ ini memberi sinyal positif bahwa koordinasi di antara negara anggota tetap terjaga, dan mereka berupaya menyesuaikan produksi agar sesuai dengan permintaan global. Pendekatan konservatif ini dapat mendorong stabilitas pasar jangka menengah, sekaligus memberikan optimisme bagi investor yang mengamati perkembangan komoditas energi. Sinyal stabilitas ini penting bagi pasar global yang selama beberapa waktu terakhir menghadapi fluktuasi harga yang tajam, terutama akibat dinamika geopolitik dan pergeseran pola konsumsi energi dunia.
Baca JugaHarga BBM Pertamina Terbaru, Tren Stabil di Seluruh Indonesia
Di sisi geopolitik, sentimen pasar juga terpengaruh oleh potensi sanksi baru terhadap Rusia menyusul serangan udara terbesar ke Ukraina. Presiden AS Donald Trump menyatakan kesiapan memperketat langkah pembatasan, sementara Uni Eropa dan Washington tengah membahas paket sanksi terkoordinasi. Jika langkah ini benar-benar diterapkan, pasokan minyak Rusia ke pasar global berpotensi terganggu. Ketidakpastian ini secara tidak langsung memberi dorongan positif bagi harga minyak dunia karena potensi pengurangan pasokan global mendorong harga naik.
Selain itu, pelaku pasar juga menanti keputusan rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan depan. Dengan probabilitas hampir 90% The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, potensi melemahnya dolar AS dapat memberikan dorongan tambahan bagi harga minyak. Dolar yang lebih lemah membuat minyak menjadi lebih terjangkau bagi pembeli dengan mata uang lain, sehingga permintaan global cenderung meningkat. Kondisi ini menciptakan momentum positif bagi para eksportir energi dan investor yang memperhatikan pergerakan harga minyak sebagai indikator pertumbuhan ekonomi.
Pergerakan harga minyak yang stabil dan cenderung menguat ini juga berdampak pada sektor energi secara luas. Industri migas, baik di sisi produksi maupun distribusi, akan merasakan keuntungan dari tren positif harga global. Pasar saham energi pun berpotensi mendapatkan sentimen positif, sementara konsumen energi dapat memantau tren ini untuk merencanakan strategi pengadaan bahan bakar. Bagi para trader komoditas, situasi ini memberikan peluang trading yang strategis dengan risiko yang relatif terukur, karena kenaikan harga didukung oleh faktor fundamental seperti kebijakan OPEC+ dan dinamika geopolitik yang mempengaruhi pasokan global.
Sejumlah analis menilai bahwa kenaikan tipis namun konsisten ini mencerminkan adaptasi pasar terhadap keseimbangan pasokan dan permintaan global. Sinyal hati-hati dari OPEC+ menandakan kesadaran bahwa lonjakan pasokan berlebihan dapat menekan harga, sementara keputusan untuk menambah produksi secara bertahap tetap menjaga arus pasokan dan menyeimbangkan kebutuhan global. Hal ini menjadi kabar baik bagi negara-negara penghasil minyak yang mengandalkan stabilitas harga untuk mendukung anggaran dan program pembangunan nasional.
Selain itu, pelaku pasar juga mengamati perkembangan sanksi geopolitik yang dapat mengubah pola pasokan minyak secara regional. Rusia sebagai salah satu produsen utama dunia memiliki pengaruh signifikan terhadap keseimbangan pasar global. Oleh karena itu, langkah yang diambil Amerika Serikat dan Uni Eropa menjadi faktor penentu yang dapat memicu volatilitas harga. Di tengah ketidakpastian ini, OPEC+ menunjukkan kemampuan koordinasi dan adaptasi, yang memberi rasa percaya diri bagi investor dan pelaku pasar.
Tren positif ini semakin memperkuat optimisme pasar bahwa harga minyak dunia memiliki potensi untuk terus menguat, meskipun dalam kenaikan yang moderat. Kondisi ini memberikan peluang strategis bagi pihak-pihak yang beroperasi di sektor energi, baik produsen, distributor, maupun investor. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, harga minyak yang stabil dan cenderung meningkat dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global serta mendorong terciptanya pasar energi yang lebih sehat dan terukur.
Secara keseluruhan, penguatan harga minyak dunia pada perdagangan Selasa pagi ini menandai kombinasi faktor fundamental dan geopolitik yang mendukung stabilitas pasar. Keputusan OPEC+ untuk menambah produksi secara hati-hati, potensi sanksi terhadap Rusia, serta ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, semua memberikan sinyal positif bagi pasar minyak global. Bagi investor dan pelaku industri energi, situasi ini membuka peluang menarik untuk mengambil langkah strategis, sambil tetap memperhatikan dinamika pasar yang bisa berubah sewaktu-waktu. Dengan langkah yang cermat dan strategi yang tepat, momentum penguatan harga minyak ini bisa dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal bagi semua pihak yang terlibat di sektor energi.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
BSI Tingkatkan Jumlah UMKM Binaan 9 Persen Lewat Program Pendampingan
- Rabu, 10 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Tips Mudah Menemukan User ID BCA Agar Transaksi Digital Tetap Lancar
- 10 September 2025
2.
Strategi Buyback Emas Antam Agar Selalu Tetap Untung
- 10 September 2025
3.
Harga Minyak Dunia Menguat, OPEC Jaga Keseimbangan Pasar
- 10 September 2025
4.
Harga BBM Pertamina Terbaru, Tren Stabil di Seluruh Indonesia
- 10 September 2025
5.
Warga Pontianak Ramai Antre Gas Elpiji, Stok Dijamin Aman
- 10 September 2025