Reshuffle Kabinet Prabowo Subianto Memperkuat Stabilitas Pemerintahan
- Rabu, 10 September 2025

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih, mengganti lima menteri kunci, termasuk Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Menteri Keuangan, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Menteri Koperasi, dan Menteri Pemuda serta Olahraga. Pergantian menteri merupakan hal yang lumrah dalam sistem eksekutif dan menjadi hak prerogatif presiden. Praktik reshuffle sendiri memiliki sejarah panjang di Indonesia, menjadi bagian dari dinamika politik nasional dan strategi eksekutif untuk menjaga stabilitas pemerintahan.
Reshuffle Kabinet Era Prabowo
Langkah reshuffle yang dilakukan Presiden Prabowo bertujuan menyegarkan kinerja kabinet dan menghadirkan tokoh-tokoh baru yang diharapkan mampu membawa inovasi serta energi positif. Pergantian menteri seringkali dipakai untuk menyesuaikan visi dan misi pemerintah dengan kebutuhan nasional saat ini. Dengan penunjukan figur baru, kabinet diharapkan lebih adaptif terhadap tantangan ekonomi, sosial, dan politik.
Baca JugaBMKG Ingatkan Warga Jabodetabek Waspada Hujan Dua Hari Mendatang
Seiring dengan reshuffle ini, masyarakat dan pengamat politik menyoroti peluang perbaikan kinerja kementerian, sekaligus menegaskan peran presiden sebagai pemimpin eksekutif yang memiliki hak prerogatif penuh atas susunan kabinet.
Sejarah Reshuffle Pertama di Indonesia
Reshuffle kabinet pertama kali terjadi pada era Demokrasi Terpimpin di bawah Presiden Soekarno (1959-1965). Pada Februari 1966, Soekarno merombak Kabinet Dwikora I menjadi Kabinet Dwikora II. Langkah ini diambil di tengah demonstrasi mahasiswa besar-besaran yang menuntut perubahan menyeluruh karena kondisi negara semakin memprihatinkan.
Menurut kesaksian Soe Hok Gie, sejak akhir 1965 harga pangan melonjak tak terkendali, sementara harga bensin naik dari Rp400 menjadi Rp1.000. Kenaikan harga ini menambah tekanan hidup rakyat. Di sisi lain, situasi politik pasca Gerakan 30 September 1965 sangat tidak stabil, membuat pemerintah dituntut segera mengambil langkah strategis.
Tritura dan Tekanan Mahasiswa
Mahasiswa membawa tiga tuntutan utama yang dikenal dengan Tritura: pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan harga bahan pokok. Tekanan ini memaksa Soekarno melakukan reshuffle kabinet pertama dalam sejarah Indonesia. Pada 12 Februari 1966, Kabinet Dwikora dirombak.
Soekarno menegaskan bahwa reshuffle dilakukan bukan karena tekanan demonstrasi, melainkan menyesuaikan kabinet dengan kondisi revolusi saat itu. Sejarawan Ricklefs menilai langkah ini merupakan strategi untuk mempertahankan Demokrasi Terpimpin sekaligus kekuasaan presiden. Kabinet baru kemudian terdiri lebih dari 100 menteri dan pembantu presiden setingkat menteri, sehingga dijuluki “Kabinet 100 Menteri.”
Peran Imam Syafiie dalam Kabinet Dwikora
Salah satu tokoh yang menarik perhatian adalah Imam Syafiie, atau Bang Pi’ie, yang diangkat sebagai Menteri Urusan Keamanan Jakarta. Sebelumnya, Syafiie dikenal sebagai preman Pasar Senen sekaligus pemimpin organisasi Cobra. Cobra bertugas menjaga keamanan Jakarta dengan memobilisasi para laskar, preman, dan anggota organisasi tersebut.
Soekarno berharap kehadiran Syafiie mampu meredam demonstrasi mahasiswa. Namun, harapan ini tidak tercapai. Demonstrasi tetap berlangsung karena reshuffle dianggap belum memenuhi tuntutan Tritura, terutama terkait beberapa tokoh yang masih dianggap terkait dengan PKI, seperti Omar Dani dan Soebandrio.
Supersemar dan Titik Balik Politik
Gelombang protes yang terus meningkat melibatkan berbagai elemen masyarakat. Situasi semakin tak terkendali hingga akhirnya Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar). Dokumen ini memberi mandat kepada Jenderal Soeharto untuk mengendalikan keamanan dan ketertiban negara.
Sejarah mencatat Supersemar menjadi titik balik politik Indonesia. Kekuasaan Soekarno mulai meredup, sementara posisi Soeharto menguat hingga akhirnya menjadi Presiden ke-2 RI pada 1968. Peristiwa ini menegaskan bagaimana reshuffle kabinet bisa menjadi langkah penting dalam dinamika politik nasional dan strategi pengendalian pemerintahan.
Reshuffle kabinet adalah bagian penting dalam sistem pemerintahan Indonesia, dari masa Soekarno hingga era Prabowo. Pergantian menteri tidak hanya soal pembaruan personel, tetapi juga strategi politik dan penguatan kinerja pemerintahan. Dari sejarah Kabinet Dwikora hingga reshuffle Kabinet Merah Putih, praktik ini mencerminkan fleksibilitas eksekutif dalam menyesuaikan kebijakan dengan tantangan zaman, sambil menjaga stabilitas politik nasional.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Oppo A5i Pro 5G Tawarkan Baterai Jumbo dan Fitur Lengkap
- 10 September 2025
2.
IQOO Z10 Lite Smartphone Gaming Performa Tinggi Terjangkau
- 10 September 2025
3.
Lenovo Legion 5i Hadir Laptop Gaming Visual Premium Terjangkau
- 10 September 2025
4.
Rekomendasi Film Kartun Terbaik dengan Cerita Memikat Hati
- 10 September 2025
5.
iPhone 17 Resmi Meluncur dengan Kamera dan Chip Terbaru
- 10 September 2025