Selasa, 16 September 2025

Harga Gabah Tinggi Dorong Penanaman Padi Tiga Kali di Cirebon

Harga Gabah Tinggi Dorong Penanaman Padi Tiga Kali di Cirebon
Harga Gabah Tinggi Dorong Penanaman Padi Tiga Kali di Cirebon

JAKARTA - Tingginya harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Cirebon mendorong mereka untuk menanam padi hingga tiga kali dalam setahun. Kondisi ini menunjukkan optimisme petani dalam memanfaatkan peluang pasar serta ketersediaan air yang memadai di musim kemarau.

Harga Gabah Melebihi HPP

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, menyebutkan bahwa harga gabah kering panen (GKP) saat ini mencapai Rp 7.300 per kilogram, sedangkan gabah kering giling (GKG) seharga Rp 8.200 per kilogram. “Harga itu melebihi HPP,” ujar Tasrip.

Baca Juga

Kenaikan Harga Nikel Dorong Optimisme Industri Pertambangan Nasional

HPP GKP tahun 2025 sendiri ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram, sementara HPP GKG berada di angka Rp 8.000 per kilogram di tingkat penggilingan. Kondisi harga yang lebih tinggi dari HPP ini menjadi daya tarik bagi petani untuk meningkatkan intensitas tanam mereka.

Minat Petani untuk IP 300

Tingginya harga gabah memicu para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon untuk melakukan penanaman padi ketiga setelah selesai masa panen gadu (musim tanam kedua), sekitar bulan Agustus. Praktik ini dikenal dengan istilah Indeks Pertanaman (IP) 300, yaitu penanaman padi hingga tiga kali dalam setahun.

“Jadi setelah selesai panen gadu, mereka langsung tanam lagi, tanpa perencanaan. Luas areal yang tanam tiga kali ini sekitar 8 ribu – 9 ribu hektare,” kata Tasrip. Penanaman IP 300 ini terutama dilakukan petani di wilayah timur Kabupaten Cirebon, seperti Kecamatan Waled, Pabedilan, Losari, Ciledug, Babakan, dan Gebang.

Tanaman padi yang saat ini sedang tumbuh berumur rata-rata 10 – 35 hari dan diperkirakan akan memasuki masa panen pada November – Desember 2025.

Dukungan Ketersediaan Air

Selain harga gabah, faktor lain yang mendorong penanaman ketiga kali adalah ketersediaan suplai air yang mencukupi meski musim kemarau. Kabupaten Cirebon timur mendapat pasokan air dari Waduk Darma di Kabupaten Kuningan.

“Pasokan airnya masih sangat normal. Dan masa pengeringan di Kabupaten Cirebon juga mundur sampai pertengahan November,” jelas Tasrip. Kondisi ini memungkinkan petani tetap menanam padi meskipun di luar jadwal tanam ideal, sehingga produksi gabah dapat terus ditingkatkan.

Strategi Penanaman dan Rotasi Tanaman

Secara teori, penanaman ideal semestinya dilakukan dengan pola padi - padi – palawija atau padi – palawija – padi. Hal ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran hama dan menjaga kesehatan lahan.

“Untuk memutus mata rantai hama, bisa jadi nanti setelah panen ketiga petaninya akan tanam palawija,” ujar Tasrip. Meskipun petani saat ini fokus pada padi, perencanaan rotasi tanaman tetap menjadi pertimbangan jangka panjang untuk menjaga kualitas hasil panen dan keberlanjutan pertanian di wilayah tersebut.

Dampak Ekonomi dari Penanaman Tiga Kali

Dengan meningkatnya harga gabah dan penerapan IP 300, petani di Kabupaten Cirebon berpeluang memperoleh pendapatan lebih tinggi. Penanaman padi tiga kali dalam setahun memungkinkan mereka memanfaatkan momen harga tinggi di pasar, sekaligus mengoptimalkan penggunaan lahan dan sumber daya air.

Pendapatan yang meningkat ini turut memberikan efek positif pada perekonomian lokal, karena sebagian besar hasil panen dijual di pasar regional dan mendukung suplai pangan nasional.

Tantangan dan Pengelolaan Risiko

Meski potensi keuntungan tinggi, penanaman padi tiga kali juga membawa risiko, terutama terkait serangan hama dan penyakit tanaman. Oleh karena itu, pendekatan yang bijak tetap diperlukan, termasuk memadukan pola tanam dengan palawija setelah panen ketiga, serta pemantauan ketat terhadap kesehatan tanaman.

Pemerintah dan organisasi tani seperti HKTI diharapkan dapat memberikan pendampingan teknis dan edukasi bagi petani agar praktik IP 300 tetap aman, efisien, dan berkelanjutan.

Optimisme Petani dan Masa Depan Pertanian

Kondisi saat ini menunjukkan optimisme petani Kabupaten Cirebon dalam memanfaatkan peluang pasar dan sumber daya yang ada. Dengan harga gabah tinggi, ketersediaan air memadai, serta dukungan teknis, petani mampu meningkatkan intensitas tanam mereka dan mendukung ketahanan pangan.

Kombinasi antara strategi penanaman, rotasi tanaman, dan pemanfaatan IP 300 menjadi contoh inovasi pertanian yang adaptif terhadap kondisi ekonomi dan lingkungan. Ke depannya, praktik ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi gabah, tetapi juga memperkuat kesejahteraan petani di Kabupaten Cirebon.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Rumah Murah Terjangkau Kelayan Timur Banjarmasin Mulai Rp176 Jutaan

Rumah Murah Terjangkau Kelayan Timur Banjarmasin Mulai Rp176 Jutaan

KUR Perumahan Diluncurkan, Kuota Subsidi Meningkat Signifikan

KUR Perumahan Diluncurkan, Kuota Subsidi Meningkat Signifikan

Produksi Kopi Kuningan Meningkat, Akses Pasar Luas Terbuka

Produksi Kopi Kuningan Meningkat, Akses Pasar Luas Terbuka

Harga Minyak Stabil, Investor Tunggu Sanksi Rusia Berikutnya

Harga Minyak Stabil, Investor Tunggu Sanksi Rusia Berikutnya

Update Harga BBM dan Paket Stimulus Ekonomi Nasional

Update Harga BBM dan Paket Stimulus Ekonomi Nasional