JAKARTA - Investasi kripto kini semakin diminati di Indonesia, tidak hanya karena peluang keuntungan tinggi, tetapi juga karena fleksibilitas dan kemudahan akses yang ditawarkan oleh berbagai aplikasi crypto. Bagi investor, terutama pemula, memilih aplikasi dengan biaya trading rendah menjadi strategi penting agar keuntungan maksimal. Biaya transaksi yang hemat memungkinkan trader aktif menjaga modal lebih panjang dan meraih profit lebih besar, tanpa harus khawatir terkuras biaya tambahan. Dalam lanskap crypto Indonesia, sejumlah aplikasi menawarkan kombinasi biaya kompetitif, keamanan terjamin, dan fitur ramah pengguna yang cocok untuk berbagai tipe investor.
1. Reku – Fee Termurah dan Fitur Lengkap
Reku menjadi salah satu aplikasi crypto dengan fee termurah di Indonesia. Biaya trading hanya 0,1 persen untuk mode pro dan gratis untuk mode lightning. Aplikasi ini dirancang sederhana, sehingga cocok bagi pemula maupun trader berpengalaman. Terdaftar di BAPPEBTI dan diawasi OJK, Reku memastikan keamanan dana pengguna tetap terjaga.
Reku mendukung lebih dari 150 aset crypto, mulai dari Bitcoin, Ethereum, Solana, hingga berbagai coin lain yang bisa dibeli dengan modal minimal Rp5.000. Fitur Take Profit dan Stop Loss membantu trading lebih aman dan terkontrol. Keunggulan lain, Reku menjadi aplikasi staking crypto pertama di Indonesia yang memiliki izin resmi. Fitur staking ini memungkinkan investor memperoleh pendapatan pasif dari aset crypto yang disimpan, sehingga rezeki bisa terus mengalir tanpa harus menunggu harga naik.
Trader berpengalaman juga dapat memanfaatkan fitur futures dengan leverage hingga 25x, memberikan peluang profit lebih besar, walau risiko tentu lebih tinggi. Selain itu, Reku menawarkan lebih dari 800 aset saham Amerika, mulai dari Apple, Google, Tesla, hingga Netflix dan Disney, dengan biaya rendah dan minimal investasi hanya 1 Dolar AS. Untuk pemula, Reku Packs menyediakan strategi portofolio otomatis berdasarkan investor ternama dunia, termasuk Nancy Pelosi, Hedge Fund Top AS, dan Harvard Endowment Fund. Semua strategi dapat direbalancing secara otomatis sesuai perubahan pasar, mempermudah pengelolaan investasi.
2. Indodax – Bursa Crypto Terbesar di Indonesia
Indodax menjadi salah satu bursa crypto terbesar dengan jutaan pengguna. Biaya trading cukup kompetitif, mulai dari 0 persen untuk market maker hingga 0,3 persen untuk taker. Lebih dari 200 aset crypto tersedia, mulai dari Bitcoin hingga token baru, memberikan variasi cukup lengkap. Deposit dan penarikan rupiah mudah, cocok bagi pemula. Namun, antarmuka Indodax kurang modern, dan proses verifikasi KYC bisa lebih lama dibanding aplikasi lain.
3. Tokocrypto – Dukungan Binance dan Likuiditas Tinggi
Tokocrypto menawarkan biaya trading 0,1 persen, dengan lebih dari 80 aset populer termasuk Bitcoin, Solana, dan Dogecoin. Fitur staking hingga 17 persen APY menjadi daya tarik tersendiri. Meski modern, proses KYC cukup ketat, sehingga pemula harus bersabar. Investor juga disarankan memeriksa biaya tambahan sebelum trading.
4. Luno – Ramah Pemula dan Fitur Edukasi
Luno dikenal sebagai aplikasi yang mudah digunakan, terutama bagi pemula, dengan biaya trading mulai dari 0,75 persen untuk transaksi instan. Keamanan dijaga karena 95 persen aset disimpan dalam deep freeze storage. Fitur edukasi membantu memahami dasar investasi kripto. Kekurangannya, pilihan aset terbatas, dan biaya transaksi instan bisa mencapai 2 persen, kurang ideal untuk eksplorasi aset lebih luas.
5. Zipmex – Modern dengan Fitur Bunga Digital
Zipmex menawarkan biaya trading 0,2 persen dengan navigasi sederhana. Mendukung aset populer seperti Bitcoin, Ethereum, dan Ripple. Namun, likuiditas beberapa pasangan trading relatif rendah, sehingga eksekusi order bisa lambat. Pengguna perlu memantau perkembangan aplikasi karena pernah menghadapi kendala operasional.
6. Upbit – Bursa Korea Selatan yang Kompetitif
Upbit hadir di Indonesia dengan biaya trading 0,05 persen untuk beberapa pasar. Ringan dan mendukung lebih dari 200 aset crypto. Fitur tambahan seperti custom alerts dan lock-screen price checks membuat pengalaman trading fleksibel. Meski begitu, komunitas dan edukasi di Indonesia masih terbatas.
7. Binance – Exchange Terbesar Dunia
Binance menawarkan biaya trading 0,1 persen, bahkan bisa turun menjadi 0,075 persen jika menggunakan token BNB. Mendukung lebih dari 350 aset dengan fitur lengkap: spot, futures, staking, dan wallet Web3. Likuiditas besar membuat trading lebih lancar. Namun, untuk pengguna Indonesia, deposit rupiah perlu melalui pihak ketiga, yang bisa merepotkan pemula.
8. Kraken – Keamanan dan Biaya Kompetitif
Kraken dikenal aman dengan biaya trading hingga 0,26 persen. Menyediakan lebih dari 240 aset, termasuk fitur staking dan margin trading. Belum pernah mengalami peretasan besar. Namun, antarmuka kompleks dan biaya instan bisa lebih tinggi dibanding bursa lain, sehingga kurang ramah pemula.
Memilih aplikasi crypto dengan fee termurah merupakan langkah strategis untuk berhemat dan memaksimalkan hasil investasi. Selain biaya, faktor keamanan, kemudahan penggunaan, dan fitur tambahan sangat menentukan kenyamanan bertransaksi. Bagi investor baru, mencoba beberapa aplikasi bisa membantu menemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya trading. Pastikan memilih platform yang aman, mudah digunakan, dan menawarkan biaya rendah agar perjalanan investasi kripto lebih maksimal dan menguntungkan.
Dengan strategi tepat dan pemilihan aplikasi yang sesuai, trading crypto tidak hanya lebih hemat tetapi juga lebih efektif, sehingga pengalaman investasi menjadi lebih optimal, nyaman, dan aman bagi setiap pengguna.